GELORABANGSA - Jadi mahasiswa itu bukan sekedar predikat, nyambung sekolah. Kurikulum sekolah kita yang masih belum sempurna jika dibanding...
GELORABANGSA - Jadi mahasiswa itu bukan sekedar predikat, nyambung sekolah. Kurikulum sekolah kita yang masih belum sempurna jika dibanding dengan yang lebih baik di luar sana, menyebabkan pembelajaran nalar baru dimulai ketika anak jadi mahasiswa.
Karena dari TK hingga SMA, kebanyakan belajarnya dengan cara menghapal saja.
Itu yang sebenarnya mau dibetulkan oleh Menteri Nadiem.
Namun belum sempat berjalan, sudah kena imbas pandemi. Ya tidak apa-apa, yang penting sudah ada wacana bahwa kita akan menuju yang lebih baik.
Kembali ke mahasiswa. Saya kira di semua jurusan pasti ada kuliah umum soal metodologi penelitian kualitatif atau pun kuantitatif, cara berpikir pakai nalar.
Itu lah beda mahasiswa dengan siswa. Kalau anak sekolahan bikin meme, dia tidak perlu menjelaskan argumen di balik meme itu.
Tapi kalau mahasiswa yang bikin, argumen harus ada, disertai dengan data-data yang valid dan akurat. Begitu banyak data di luar sana, dari pembangunan infrastruktur, data anggaran, data pemilu, data dari survei kepuasan rakyat atas kinerja presiden. Tinggal comot aja.
Jadi ketika BEM UI sekedar bikin meme, tanpa argumentasi data valid, ya sama saja bo’ong.
Sementara publik menunjuk ke Anies sebagai The Real King of Lip Service, berdasarkan rekam jejak yang valid. Kan BEM UI jadi kelihatan ikutan buodoh dan meme itu pun jadi bersifat politis.
Kalau kita yang balik mengkritik BEM UI, maka kita akan dituding sebagai Buzzer pakai Rp. Ya sudah, ok, biarkan sesama BEM yang bertindak. Yang bukan termasuk universitas negeri terkenal macam UI, tetapi ternyata tingkah polah dan cara berpikir mereka jauh lebih baik dan bernalar ketimbang BEM UI.
Mereka yang menamakan diri BEM Se-Jabodetabek ini terdiri dari : BEM Indonesia Banking School, BEM STMIK Jayakarta, BEM Sekolah Tinggi Teknologi Bina Tunggal, BEM Universitas Islam Jakarta, BEM STMIK mercusuar, BEM Universitas Ibnu Chaldun, BEM STIAKIn Sekolah Ilmu Administrasi Kawula Indonesia, BEM Universitas Azzahra, Universitas Bhayangkara, BEM STMIK Pranata Indonesia.
Loh ada Universitas Ibnu Chaldun, yang Rektornya, Musni Umar kerap jadi bulan-bulanan bully para netizen. Karena dia kerap membela Anies dan bikin blunder. Eits, jangan berprasangka dulu. Ternyata mahasiswanya jauh lebih bernalar ketimbang rektornya sendiri. Hebat dong ya. Lihat saja sendiri bagaimana pernyataan mereka.
Pertama, BEM Se-Jabodetabek menyebut bahwa banyak sikap BEM UI yang tidak mewakili perasaan mahasiswa Indonesia.
“Politik mahasiswa adalah politik pengabdian. Bukan olok-olok. Saat ini, yang kami rasakan, dan banyak dari keluarga mahasiswa yang berduka karena keluarga mereka banyak yang sakit, bahkan meninggal dunia karena Covid.
Lalu, BEM UI tanpa pernah mengetahui perasaan kita, mengambil kesempatan politis di saat sulit,” ujar Budi Rahmansyah, selaku Koordinator BEM Se-Jabodetabek. Makjleb!
Arah pergerakan BEM UI dinilai sangat eksklusif, tanpa memperhatikan perasaan rakyat miskin. Menurut Budi, kebutuhan rakyat miskin saat ini adalah bisa segera keluar dari situasi krisis Covid. "Tidak ada korelasinya mengolok-olok Presiden dan perubahan keadaan krisis saat ini. Apakah dengan BEM UI mengolok-olok Pak Jokowi lantas covid langsung hilang dan krisis langsung selesai?" kecam Budi. Makjlebb!!
Menurut BEM Se-Jabodetabek, empati merupakan respons yang tepat saat ini. BEM UI dinilai tidak mengerti dan tidak bisa bersikap empati karena disusupi oleh kelompok kepentingan politik tertentu. Politik mahasiswa adalah politik Tri Dharma, membangun bangsa negara dengan pengabdian, ketulusan dan kecintaan. “Kalau model yang diperlihatkan BEM UI diduga lebih ke arah gerakan politik praktis… Bagaimanapun mengolok-olok akan selalu melahirkan kebencian. Tidak ada cinta kasih dan pengabdian di balik olok-olok,” ujar Budi Sumber Sumber. Makjlebbb!!!
Telak “menampar” BEM UI dan Leon yang IPK-nya (disombongkan) di atas 3,5 itu. Bagaimana para mahasiswa kampus negeri yang ternama bisa menafikan esensi Tri Dharma Perguruan Tinggi? Pengabdian macam apa ketika terbongkar bahwa Leon ini juga dekat dengan partai oposisi, dekat dengan organisasi HMI yang mau revolusi minta Jokowi turun, dekat dengan pegawai KPK kubu yang tidak lolos TWK dan yang penuh drama itu? Belum lagi kedekatannya dengan Veronica Koman. Juga ada rekam jejak BEM UI membela FPI, yang tidak mau diakui oleh Leon, katanya waktu itu dia belum terlibat Sumber. Takut ya dibilang berafiliasi dengan FPI? Jangan nanggung kalau berpolitik ya, sekalian saja nanti ikut demo meminta pembebasan Rizieq Shihab.
Semua terlihat jelas, dan terang benderang! Kedekatan dan keberpihakan BEM UI dan Leon ini pada lawan politik Presiden Jokowi. Para BEM Se-Jabodetabek pun bisa menilai bahwa ada agenda politik di balik ini semua. Saya mengapresiasi aksi BEM Se-Jabodetabek ini. Pakai nalar, berempati dan tahu prioritas penting yang sekarang sedang dipimpin oleh Presiden Jokowi. Yakni membawa bangsa ini bisa hidup berdampingan dengan virus Covid tanpa kehilangan nyawa, dan pulih ekonominya dari imbas pandemi. Selalu dari kura-kura!
S: Seword