GELORABANGSA - DKI Jakarta sebagai ibu kota negara tentunya harus menjadi teladan bagi daerah-daerah lainnya. Harus lebih baik penampilanny...
GELORABANGSA - DKI Jakarta sebagai ibu kota negara tentunya harus menjadi teladan bagi daerah-daerah lainnya. Harus lebih baik penampilannya, lebih tertib, dan lebih berinovasi. Buat apa dekat dengan pemerintah pusat dan segala fasilitas terbaik di negeri ini apabila kondisi Jakarta tidak bisa dijadikan contoh terbaik. Sayangnya, kepala daerahnya malah menjadikan Jakarta sebagai panggung politik. Demi ambisi politik pribadi yang sudah jadi konsumsi publik.
Yang dirugikan ya warga Jakarta sendiri. Gara-gara normalisasi Kali Ciliwung mandeg, banjir terus saja melanda. Sementara program Anies yang dia ajukan, tidak juga diselesaikan. Mana itu naturalisasi, mana hasilnya drainase vertikal? Semua tinggal omdo, omong doang. Mengatasi busuknya bau kali saja jadi blunder, buang-buang duit ratusan juta. Yang katanya menghentikan reklamasi, malah menerbitkan ratusan IMB (izin mendirikan bangunan). Yang katanya mau menyediakan rumah yang bisa dibeli warga miskin, ya tinggal mimpinya saja yang dijual lalu dihapus. Jakarta tetap banjir, macet, tetap kekurangan air bersih, kekurangan fasilitas MCK, dan dalam kondisi pandemi ini angka di Jakarta sedang meledak parah.
Begitu banyak pembiaran yang dilakukan oleh Anies. Sok menarik rem darurat, malah mengakibatkan antrian panjang calon penumpang MRT/TransJakarta yang berpotensi jadi ajang penyebaran virus. Lalu berkilah, katanya efek kejut. Sohibnya pulang dari Arab Saudi, dia sambut dan dia biarkan bikin kerumunan. Padahal sebelumnya Anies sok galak membubarkan pengunjung kafe. Tapi nggak berani membubarkan massa di Petamburan? Membludaknya pengunjung di Tanah Abang menjelang Lebaran pun tidak dia antisipasi. Begitu banyak teriakan dari publik dan sentilan presiden, baru bergerak. Lucunya dia bawa kerumunan di Tanah Abang. Ngangkut panggung ya?
Itulah Anies. Yang harusnya dikerjakan, tidak dia kerjakan. Yang dia sendiri himbau dan sarankan ke warganya, malah dia langgar. Gimana mau sukses menangani pandemi? Gimana bisa berharap warga Jakarta taat dengan apa yang dia himbau? Dia sendiri malah berkunjung ke rumah Ketum PAN Zulkifli Hasan pada Lebaran hari pertama. Padahal beberapa hari sebelumnya, dia meminta agar warga Jakarta tidak tidak menggelar open house dan halal bihalal. Anies minta kegiatan silaturahmi, mendatangi tokoh masyarakat, tokoh agama, teman dan saudara dilakukan secara virtual Sumber Sumber. Kita paham dong, Anies bela-belain berkunjung ke rumah Ketum PAN itu buat apa sebenarnya? Ya politis lah, demi mencari dukungan buat nyapres kan.
Kelakuan tidak konsisten dan tidak elok ini pun diulangi lagi oleh Anies. Sudah ketahuan belangnya, tapi terus saja dia lakukan. Namanya juga panik. Oh iya, Anies memang sedang panik, dalam tulisan sebelumnya sudah saya bahas : https://seword.com/politik/rizieq-panik-anies-juga-panik-4i4T50gnG7
Kepanikan Anies ini menyebabkan dirinya jadi tabrak sana tabrak sini. Melanggar yang dia minta ke warganya, dengan terang-terangan. Tidak peduli lagi dengan reaksi publik. Pokoknya semua dilakukan. Walaupun angka Covid terus menanjak, menuju apa yang Anies sendiri bilang genting, tanpa malu dia jalan-jalan ke Jateng, Jatim dan Jabar. Media pun menyebutnya sebagai “safari politik”. Sudah ketahuan “akal bulusnya”, eh balik ke Jakarta, sok tegas memerangi Covid. Melarang warga ini itu. Tapi dengan tanpa malu melanggar apa yang dia perintahkan.
Kemarin, Sabtu (19/6), lewat akun medsosnya, Anies meminta agar warga Jakarta tetap di rumah dan tidak bepergian selama akhir pekan ini. Bahkan dengan kata-kata “ngancem”. "Hari ini hari Sabtu pagi, Saya ingin mengirimkan pesan untuk semua kita yok di rumah saja hari Sabtu-Minggu ini dihabiskan bersama keluarga tidak usah berpergian… Jangan sampai kita bepergian lalu terpapar dan akhirnya harus menjalani proses yang tidak sederhana. Apalagi kita tahu sekarang ini kapasitas di rumah sakit sudah makin terbatas Jangan sampai tertular hindari bepergian yang tidak perlu. Nanti menyesal," ujar Anies Sumber.
Apa yang terjadi hari ini? Disebarkan lewat akun medsos yang sama, Anies malah memamerkan dirinya sedang bersepeda alias gowes bersama keluarga. Melintasi jalur sepeda permanen, yang sedang jadi blunder karena akan dibongkar oleh Kapolri. “Pagi ini olahraga bersepeda bersama Fery Farhati dan Ismail. Menyusuri jalur sepeda sepanjang Jalan Sudirman, dengan tetap menjaga jarak dan menaati prokes. Salam sehat untuk semua,” tulis Anies. Postingan ini pun mendapat komentar dukungan dari para pendukung dan buzzernya. Dipuja puji. “Mantap kinerja pak Anies, abaikan dan tolak orang yg mau merusak dan membongkar jalan sepeda di Jakarta yang sudah bagus,” tulis akun @Mursalin Muhmar Sumber.
Jadi kegiatan gowes ini memang politis dong? Seakan membantah dan menolak rencana Kapolri. Jadi panggung politik, walaupun melanggar permintaan Anies sendiri pada warga Jakarta. Warga disuruh tinggal di rumah, dianya bersama keluarga malah sepedaan. Demi apa? Demi menunjukkan sinyal kekuatan politis melawan DPR RI dan Kapolri? Lalu masih berharap warga Jakarta nurut apa kata Anies? Kan buwodoh jadinya. Namanya juga panik ya. Selalu dari kura-kura
S: Ninanoor