GELORABANGSA - Kemarin saya baca status seorang selebgram yang bilang begini "bayar orang lacak IP address? Mager ah orang masih pake ...
GELORABANGSA - Kemarin saya baca status seorang selebgram yang bilang begini "bayar orang lacak IP address? Mager ah orang masih pake akun asli, tinggal bikin sayembara, yok yang kenal (insert nama) kalo tau biodata lengkap nama alamat dll aku kasi 15 juta buat Go Food sekampung yang paling lengkap yang menang ampe hobby si (insert nama) juga boleh, email ke (alamat email si selebgram)".
Capturan status itu menyebar di media sosial. Disertakan juga foto si sasaran tembak.
Saya penasaran ini kenapa selebgram ini ngamuk-ngamuk sampai seperti ini. Usut punya usut ternyata si sasaran ini bilang "bersiap jadi lontai" ke si selebgram.
Oh, okay...
Saya paham, jadi selebgram atau seleb apapun di jaman ini itu berat sekali. Nggak semua orang akan pro dengan kamu. Segala tindak tanduk diamati, salah dikit langsung dihakimi, bahkan mungkin nggak salah dan nggak ngapa-ngapain pun akan dikomentari yang nggak enak. Saya nggak akan bilang itu resiko jadi orang terkenal. Saya justru merasanya memang di era medsos ini orang lebih mudah buat jadi jahat ke orang lain.
Ya contoh gampang sajalah benci sama tokoh entah itu selebritis, politikus, pejabat, sampai orang yang kebetulan viral saja, bisa langsung diboom caci maki nggak karuan. Padahal masalahnya pun belum tentu nyenggol kita. Dan mereka ini bangga sekali kalau sudah gahar menghina-hina orang di medsos.
Contoh lain, Anda tahu kasus viral sepeda motor yang mengacungkan jari tengah ke pelotonan sepeda? Ada komen dari kelompok pesepeda yang dengan jahatnya membahas cicilan motor si pengendara, becandain istrinya pecah ketuban, dan lain-lain. Mannernya sungguh nggak cocok sama mahalnya harga sepeda mereka. Jadi ya persoalan komen jahat di medsos ini bener-bener bisa menimpa siapa saja, termasuk jelata.
Saya nggak anti kalau ada orang yang merasa terhina dan gerah kemudian lapor ke polisi. Itu hak mereka. Seperti Felicia Tissue yang melaporkan netizen yang komentarnya menjurus ke SARA, seandainya si selebgram ini mengambil langkah yang sama justru saya akan dukung. Ini haknya ketika merasa harga dirinya diinjak.
Tapi dengan dia justru membuka sayembara, mengunggah foto yang bersangkutan, bagi saya si selebgram ini sudah offside! Sudah bablas! Bukan hak dia buat minta-minta data orang ke netizen seperti itu. Dan parahnya, banyak lho yang kirim email ke dia. Nggak tahu apakah mereka itu teman-teman si netizen yang memanfaatkan iming-iming 15 juta atau bagaimana.
Sayembara itu memang kini sudah ditutup. Entah apakah karena banyak juga yang kontra dengan CARA si selebgram menangani marahnya terhadap netizen yang membuka sayembara untuk mengungkap identitas orang, atau memang si selebgram mungkin sudah lebih tenang, katanya sih nggak akan dibuat panjang dan ribet masalah ini.
Satu hal yang pasti, sekali lagi kita belajar dari kasus ini. Kita boleh marah, marah itu manusiawi, tapi ketika kita tidak bisa mengelola amarah kita dengan baik dan malah mencari solusi secara emosional, bisa jadi boomerang buat kita. Seandainya netizen yang disasar ini punya duit dan back up hukum yang mumpuni, bisa jadi juga si selebgram terancam tuntutan hukum. Sebab setahu saya nggak bisa sembarangan begitu juga perihal data pribadi ini.
Banyaknya jumlah followers itu memang bisa mendatangkan keuntungan materi maupun non-materi. Fans kita mungkin banyak, yang siap belain kita mungkin bejibun, kita pun mungkin merasa di atas angin.
Tapi ya itu tadi diperlukan kebijaksanaan dan sikap hati-hati juga menyikapi semua ini. Kita nggak bisa mengendalikan orang bicara apa tentang kita, tapi kita bisa mengendalikan sikap kita menghadapi mereka. Marah, nggak terima, itu waja.
Mau ke polisi silahkan. Tapi kita juga mesti sadar ada hal-hal yang bukan hak kita untuk melakukan. Banyak followers dan banyak duit bukan berarti aman bagi kita untuk marah-marah dengan cara kita sendiri.
Kalau kita bisa bilang jempolmu harimaumu ke netizen tak beradab yang suka seenaknya komen, maka hal yang sama juga berlaku ke para influencer
S:Seword