GELORABANGSA - Pengiat media sosial dan juga salah satu penulis Seword pro-Palestina, menarasikan bahwa konflik Israel-Palestina tidak terk...
GELORABANGSA - Pengiat media sosial dan juga salah satu penulis Seword pro-Palestina, menarasikan bahwa konflik Israel-Palestina tidak terkait dengan agama. Tetapi di sisi lain, mereka membuat tuduhan gamblang bahwa non-Muslim membela Israel. Kapan kamu berhenti berpijak dengan standar ganda?
Kamu seenak udelmu membuat tuduhan dengan menciptakan sekat agama, sementara kamu sendiri tidak berhenti dengan ketololanmu membela Palestina dengan keegoisan dan nalar yang sempit. Apa sih yang kamu perjuangkan? Dari tulisan-tulisanmu, terlihat kamu memakai perpesktif agamamu.
Padahal, tuduhan-tuduhan kamu kepada penulis Seword non-Muslim yang membela Israel tidak mempunyai dasar sama sekali. Belajarlah membaca dengan bijak. Letakkan ego agama untuk memahami , apa dan bagaimana non-Muslim di Indonesia dan juga dunia, meletakkan konflik Israel-Palestina secara berimbang dan jujur, dengan tujuan kemanusiaan dan perdamaian. Bukan membela salah satu pihak.
Kami non-Muslim ingin mengupas sebuah konflik dengan jujur. Dan untuk menyelesaikan permusuhan, tentunya harus bisa menilai permasalahan dengan bijak. Bukan dengan kebencian. Tidak dapat kita menyumbangkan pemikiran untuk sebuah upaya damai, dengan semangat kebencian pada satu pihak. Sementara kita tidak mau melihat kesalahan dan kejahatan yang telah diperbuat oleh pihak yang kita bela.
Dua pihak yang bertikai harus dikupas, kalau memang bersalah, tunjukkan kesalahannya, agar kita mawas diri dan tidak termakan dengan propaganda kemanusiaan sebagai pihak yang terzolimi.
Lihatlah! Orang-orang non-Muslim yang kamu tuduh membela Israel, melalui Gereja telah menyumbangnkan bantuan kepada rakyat Palestina. Ingat, bantuan itu tepat sasaran untuk rakyat Palestina. Bukan diberikan kepada pejuang-pejuang yang tidak menginginkan perdamaian.
Apakah dengan bantuan itu, kami membela Palestina dan membenci Israel? Tidak!! Bantuan itu adalah implementasi dari kebiasaan kami yang dapat melihat jernih suatu peristiwa. Bijaksana mengambil sikap atas suatu konflik.
Kami tidak membenci Israel. Kami tidak membenci Palestina. Tetapi kami memberikan prioritas kepada saudara-saudara yang lebih membutuhkan. Dan rakyat Palestina sebagai korban peperangan adalah prioritas rasa kemanusiaan kami, karena Israel dipandang lebih mampu menangani korban-korban peperangan daripada Palestina, yang saat ini dikuasai oleh sekelompok orang yang memetingkan hasrat politik dan kekuasaan.
Lantas kamu yang membela Palestina, sampai dimana implementasimu terhadap penderitaan korban perang dari rakyat Palestina? Apa kabar dengan donasi dan pengalangan dana yang masif di lakukan oleh ormas-ormas keagamaan? Sudahkan sampai dengan selamat ke tangan rakyat Palestina? Atau malah sumbangan tersebut untuk membiayai kelompok-kelompok perusuh? Sudahkah sumbangan dan donasi yang katanya untuk bela Palestina tersebut, diumumkan secara transparan kepada umatnya?
Jernihlah melihat kenyataan. Malulah dengan tuduhanmu kepada non-Muslim, sementara kami telah berupaya nyata memberikan bantuan kepada rakyat Palestina. Sementara kamu sendiri atau kelompokmu hanya kebanyakan busa dimulut tanpa tindakan yang jelas. Karena mulut dan otakmu hanya tertanam kebencian.
Bukalah matamu. Bahwa Palestina saat ini dijadikan alat sandera oleh kelompok yang menamakan dirinya Hamas. Mereka yang terus memprovokasi terjadinya konflik. Hamas adalah pecundang kemanusiaan yang mengatas namakan Palestina.
Sudah banyak tulisan yang mengupas konflik Israel-Palestina dari sisi sejarah serta perjanjian-perjanjian yang menyertai riwayat konflik keduanya. Semua orang boleh memperdebatkannya, sesuai pemahaman dan kemampuan pengetahuan otaknya. Kita tak akan memaksakan pemahaman kami kepadamu. Biarlah kamu berdiri terus dengan semangat kebencianmu.
Tapi sekali ini saya ingin mengajak kamu melihat fakta, dan menyimpulkan dengan logika manusia. Bukan logika koala yang hanya suka tidur.
Ketauhilah, bahwa serangan ratusan roket dari kelompok Hamas ke arah Israel dilakukan dengan acak dan serampangan. Mereka tidak saja menyasar obyek vital dan tempat-tempat strategis pertahanan Israel, tetapi mereka menyasar tempat tinggal penduduk sipil Israel. Parahnya lagi, lokasi yang dijadikan basis serangan Hamas adalah tempat-tempat pemukiman yang padat penduduk. Hamas sengaja menjadikan penduduk sipil Palestina sebagai tameng hidup.
Sementara itu ketahuilah, Israel dengan data intelejen yang valid, melakukan serangan udara secara taktis dan efisien terhadap basis pertahanan Hamas, selalu diawali dengan pengumuman tempat-tempat mana yang akan menjadi target serangan. Hal itu ditujukan untuk menghindari korban dari pihak sipil atau rakyat Palestina.
Dari fakta tersebut, mestinya, logika manusia akan memberikan kesimpulan, bahwa Hamas dengan serangan ratusan roket yang ditembakkan secara sporadis dan acak, menginginkan kematian dan kehancuran seluruh Israel.
Sementara pemukiman penduduk sipil yang dijadikan basis serangan, adalah upaya Hamas melakukan jebakan kepada Israel, agar penduduk sipil menjadi korban. Dan bila itu terjadi, propaganda mereka telah berhasil, bahwa Israel membantai rakyat Palestina yang tidak berdosa. Dan parahnya, itu yang dimakan dan dipercayai oleh mayoritas penduduk Indonesia. Itulah kelicikan Hamas!
Maka itulah, Israel selalu mengumumkan terlebih dahulu target-target serangan, untuk meminimalkan korban dan menghindari tuduhan pembantaian rakyat Palestina. Itupun masih belum cukup membuka mata dan hati para pembela buta Palestina di Indonesia. Bahwa ternyata Israel lebih manusiawi daripada kelompok Hamas yang mengatasnamakan rakyat Palestina.
Israel lebih menghargai hukum-hukum humaniter, sekaligus hukum-hukum perang. Israel hanya menginginkan target serangan menghantam orang-orang yang pantas dihantam dengan rudal-rudal balistiknya, yaitu kelompok bersenjata yang terhimpun dalam kelompok Hamas.
Dari salah satu fakta itu saja, ambilah kesimpulan, Hamas atau Israel yang sebenarnya biadab?
Sekali lagi, menyuguhkan fakta ini bukan lantas kami membela Israel. Terbukti kami non-Muslim malah memberikan bantuan kemanusiaan kepada rakyat Palestina dengan jumlah yang cukup besar. Menyuguhkan fakta tersebut, untuk memberikan pertimbangan akan sebuah konflik, sehingga kita mampu mencerna dan menyikapi secara bijaksana.
Kami non-Muslim tidak membela Israel maupun Palestina. Kami membela kemanusiaan dan rakyat yang menjadi korban dari kedua belah pihak yang bermusuhan.
Maka jalan terbaik adalah perdamaian yang bersahabat. Bukan perdamaian yang masih menyisakan kebencian dari salah satu pihak.
Bukalah Matamu!
S:Tentra(Seword)