GELORABANGSA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sepertinya sangat tgerdesak setelah petugas TNI Polri terus melakukan perburuan. Me...
GELORABANGSA - Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua sepertinya sangat tgerdesak setelah petugas TNI Polri terus melakukan perburuan.
Mereka sejauh ini tidak lagi fokus memperjuangkan kemerdekaan papua.
Malahan mereka sering melakukan perampokan dan desa dan memeras warga.
Bahkan para KKB ini tidak pandang bulu dalam menjalankan aksinya.
Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berkedok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) tak lagi fokus memperjuangkan kemerdekaan Papua Barat.
Gerombolan yang berafiliasi ke Organisasi Papua Merdeka (OPM) itu kini sibuk merampok Dana Desa dan memeras warga.
Hasil rampokan tersebut mereka gunakan untuk membeli senjata, peluru dan makan sehari-hari.
Dalam menjalankan aksinya, mereka pun tak pandang bulu.
Bahkan mereka tak segan-segan menembak mati warga sipil tanpa alasan yang jelas
Tak hanya warga biasa, mereka bahkan berani menekan Bupati Intan Jaya.
Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni curhat mengenai ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Sejak awal 2021, ia dan jajarannya belum sama sekali berada di Sugapa untuk menjalankan roda pemerintahan.
Sugapa merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya di Papua.
Setidaknya ada sejumlah alasan mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Terutama alasan utama Natalis beserta jajarannya tidak berada di Sugapa adalah karena faktor keamanan.
Yakni ulah Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
1. Pernah Ditembaki KKB
Bupati mengatakan pernah ditembaki KKB.
"Saya sempat juga bersama TGPF ditembaki KKB, tapi memang kalau malam (di Sugapa) saya tidak nyaman juga," kata dia dikutip dari Kompas.com.
Ketidaknyamanan bukan saja dirasakan oleh Natalis, tetapi juga oleh seluruh Aparatur Sipil Negara (ASN) di daerah itu.
2. KKB Teror ASN
Menurut bupati, para ASN kerap didatangi anggota KKB yang meminta bantuan dan harus dipenuhi.
"Bukan saya sendiri, seluruh PNS, terutama putra daerah jarang ada di tempat karena mereka dapat ancaman. (KKB) minta bantuan uang atau makanan, kalau tidak dikasih (KKB) malam-malam walau dingin dan hujan mereka bisa menuju ke rumah dengan senjata lengkap," papar Natalis.
KKB, sambung Natalis, tanpa ragu melakukan tindak kekerasan bersenjata kepada siapa saja yang menolak memberikan bantuan yang diminta.
"Kalau tidak dikasih mereka eksekusi. Buktinya ada dua warga ditembak karena dianggap dekat dengan aparat. Jadi kalau tidak kasih karena kebetulan tidak ada, lalu dibilang kamu merah putih, jadi kita juga disiksa," kata dia.
"Jadi itu keadaan real yang terjadi, kami dengan TGPF saja ditembaki. Wakapolda naik pesawat saja ditembaki, itu di kota loh," sambung Natalis.
3. Pemerintahan tak berjalan
Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, roda pemerintahan di Kabupaten Intan Jaya tidak berjalan karena situasi keamanan tidak kondusif.
Bupati Intan Jaya, Natalis Tabuni sempat menyampaikan kepada Paulus bahwa dia merasa tidak aman berada di Distrik Sugapa yang merupakan ibu kota Kabupaten Intan Jaya.
"Beliau beberapa waktu lalu saya undang di Jayapura dan menyampaikan memang di Intan Jaya sangat tidak kondusif karena ada banyak hal yang membuat beliau khawatir," ujarnya.
4. Bupati diancam KKB
Paulus menyebut, KKB bahkan secara khusus mengancam Bupati Natalis Tabuni.
Ia pun menegaskan aparat keamanan akan berusaha keras untuk mengembalikan situasi keamanan di Intan Jaya agar kembali kondusif.
Dukungan dari pemerintah daerah setempat sangat dibutuhkan untuk membantu operasional aparat keamanan.
"Yang penting Pak Bupati siapkan fasilitas yang cukup untuk kita perkuat kekuatan karena di situ masih ada kelemahan. Untuk membangun sesuatu itu perlu waktu," kata Paulus.
5. Ancaman eksekusi
Menurut bupati, KKB tak segan-segan melakukan tindakan kekerasan kepada warga yang menolak memberikan bantuan.
"Kalau tidak dikasih, mereka eksekusi. Buktinya ada dua warga ditembak karena dianggap dekat dengan aparat. Jadi kalau tidak kasih karena kebetulan tidak ada, lalu dibilang kamu merah putih, jadi kita juga disiksa," kata dia.
Kekhawatiran Natalis itu juga berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya.
"Jadi itu keadaan real yang terjadi, kami dengan TGPF saja ditembaki. Wakapolda naik pesawat saja ditembaki, itu di kota loh," sambung Natalis.
6. Kapolda undang bupati
Kapolda Papua Paulus Waterpauw membenarkan alasan yang disampaikan Natalis.
Paulus telah mendapatkan keterangan langsung dari Natalis terkait kekhawatirannya berada di Sugapa.
"Beliau beberapa waktu lalu saya undang di Jayapura dan menyampaikan memang di Intan Jaya sangat tidak kondusif karena ada banyak hal yang membuat beliau khawatir," ujarnya.
Paulus juga menegaskan, pihaknya sedang berupaya mengembalikan situasi di Intan Jaya agar kembali kondusif.
"Yang penting Pak Bupati siapkan fasilitas yang cukup untuk kita perkuat kekuatan karena di situ masih ada kelemahan. Untuk membangun sesuatu itu perlu waktu," kata Paulus.
Keberadaan KKB OPM ini semakin hari semakin meresahkan masyarakat.
Sudah sepantasnya gerombolan ini ditumpas habis.
Namun, bukan perkara mudah untuk menumpas habis KKB OPM, sebab mereka menjadikan warga sipil sebagai tameng.
Mereka juga kerap menyamar sebagai warga lokal, sehingga menyulitkan aparat untuk melakukan penindakan.
(*)
S: Tribunnews