GELORABANGSA - Setelah pulang dari Arab Saudi, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mesih menjadi polemik di publik. Mulai d...
GELORABANGSA - Setelah pulang dari Arab Saudi, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mesih menjadi polemik di publik.
Mulai dari timbulkan kerumunan hingga penurunan baliho, Rizieq Shihab jadi sasaran penolakan dan penghinaan dari berbagai pihak.
Buya Yahya mencoba mengomentari isu Rizieq Shihab dengan jernih dalam salah satu kajiannya.
Tanggapannya berawal dari pertanyaan seorang santri. Santri itu mengatakan kalau ada yang tidak senang dengan kepulangan Rizieq Shihab.
Bukan cuma tidak senang, tak sedikit pula yang merendahkan, meremehkan, bahkan mencaci maki perjuangan Imam Besar FPI tersebut sebagaimana dikabarkan PikiranRakyat-Cirebon.com dalam artikel "Banyak Penolakan dan Penghinaan pada Rizieq, Buya Yahya: Ada Apa Dibalik Ini Semua".
"Kami akan menjawab pertama kami bukan orang FPI, harus tahu itu," kata Buya Yahya.
"Saya bukan anggota FPI kemudian setelah itu, yuk kita pandang segala permasalahan dengan akal yang jernih dan hati yang tenang," ucapnya.
Buya Yahya pun mengungkapkan hal yang pertama adalah kedatangan Rizieq disambut oleh orang sebanyak itu adalah kemauan umat.
"Bukan rekayasa dan bukan dibayar mereka. Ayo! Anda posisi seperti saya, adil.
Anda tidak di FPI dan tidak jadi musuh FPI. Anda berada di tengah-tengah. Ayo?" ujar Pengasuh Pesantern Al-Bahjah itu.
Kedatangan umat segitu banyak, lanjut dia, bukan di rekayasa, bukan pula di bayar.
Bahkan, semua yang datang menjemput Rizieq Shihab ada sebagian orang yang meninggalKan kerjaannya dengan sukarela.
"Makanya, ada apa di balik ini semuanya." imbuh Buya Yahya.
Buya Yahya mengungkapkan bahwa itu adalah sebuah kerinduan kepada Rizieq Shihab, dan orang yang hadir adalah orang yang rela berjuang.
Selanjutnya, ada yang melontarkan sebuah ungkapan bahwa kedatangan beliau adalah membuat sebuah kerusakan, keramaian, dan sebagainya.
"Anda harus jujur, apakah Rizieq minta sesuatu kepada pemerintah, apakah Rizieq minta sebuah pulau. Tidak sama sekali." ujar Buya Yahya
Menurut dia, permintaan Rizieq Shihab sama sekali tidak merugikan negara, tidak merugikan Bangsa Indonesia.
Seharusnya, jika memang Rizieq Shihab membuat kerusakan, maka cobalah pemerintah menanyakan apa maunya dia.
"Mungkin beliau hanya minta, apa sih dulu permintaannya," tutur Buya Yahya.
"Permintaan Rizieq adalah bagaimana ada orang yang mencoba mengucapkan kalimat yang merendahkan umat Islam dengan merendahkan Alquran. Ayo diadili!" ujar Buya Yahya menjelaskan.
"Apakah permintaan semacam ini salah?" tanya dia.
Habib Rizieq hanya meminta sebuah keadilan, dan yang di minta adalah sebuah hal yang baik bukan hal yang buruk.
Oleh karena itu, kata Buya Yahya, janganlah langsung menilai orang dengan buru-buru, tanpa berfikir jernih dan tenang.
Jadi, apa yang diminta dan yang tuntut oleh Rizieq adalah permintaan yang baik, suatu permintaan yang adil dan bukan sebuah permintaan yang tidak baik juga merugikan.
Penolakan ini sangat disesalkan sekali oleh Buya Yahya karena seorang yang meminta kebaikan untuk umat, orang banyak, malah dihina dan ditolak.
"Kepada Bapak Presiden atau siapapun yang akan menjadi Presiden, ini adalah risalah cinta kami Pak Presiden," ucapnya.
"Ya, kalau mendengar Alhamdulillah, jika tidak mendengar Allah perdengarkan ke hati walaupun telinganya tidak mendengar," kata dia melanjutkan.
"Atau calon Presiden ketahuilah bahwa jabatan kepresidenan sangat terbatas, apa artinya satu kali naik dua kali naik ujung-ujungnya adalah kesengsaraan di Akhirat nanti," ujarnya menegaskan.
"Maka mumpung Allah beri kesempatan naik ke surga tertinggi, perhatikan keimanan tersebut dan jadikan pangkat ini dijaga," kata dia menutup desakan kepada pemerintah.
Lebih lanjut, Buya Yahya berharap Rizieq Shihab dapat konsisten dengan misi kebaikan, dan Pak Presiden dapat menjadi lebih baik.
Lantaran, tidak ada permusuhan antara Presiden atau calon Presiden mendatang dengan imam Muslim, apa lagi Rizieq.
"Hentikan budaya adu domba antara Habaib dengan Habaib, jangan buat berita dengan mengadu domba," ujarnya tegas.***
S :Pikiran Rakyat Cirebon