GELORABANGSA - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Letnan Jenderal Doni Monardo membantah pernyataan mantan Panglima TNI Jenderal ...
Doni menjelaskan bahwa Presiden Jokowi telah menugaskannya, menteri koordinator, maupun para menteri/pimpinan lembaga untuk meningkatkan kemampuan testing, treatment dan tracing atau 3T.
"Apa yang disampaikan Pak Gatot tentang testing yang menurut beliau tadi termasuk terendah di dunia menurut saya keliru," kata Doni dalam talkshow yang ditayangkan salah satu televisi swasta, Selasa (20/10) malam.
Kepala Satuan Tugas (Satgas) Penangangan Covid-19 itu menegaskan bahwa angka testing corona di Indonesia sudah berada di atas 82 persen yang ditentukan World Health Organization atau WHO.
"Masih banyak negara yang berada di bawah kemampuan kita dalam testing harian. Walaupun kita (pemerintah, red) akui pemerataannya ini belum maksimal," ungkap Doni.
Menurut Doni, masih ada provinsi dengan tingkat kemampuan yang sangat tinggi.
Namun, dia tidak menampik bahwa ada beberapa provinsi lainnya masih berada jauh di bawah standar dalam persoalan testing Covid-19.
"Inilah tugas kami semua untuk memastikan adanya pemerataan testing di seluruh wilayah nasional kita," ujar mantan Danjen Kopassus TNI AD itu.
Doni Monardo juga menyatakan bahwa hal yang perlu diketahui adalah pada awal kasus Covid-19 muncul di Indonesia, laboratorium yang berfungsi cuma satu, yakni Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan (Balitbangkes Kemenkes).
"Namun, Bapak Presiden menugaskan kami dan Menteri Kesehatan (Terawan Agus Putranto) untuk meningkatkan jumlah laboratorium yang ada. Alhamdulillah sampai hari ini jumlah laboratorium kita sudah mencapai 370 laboratorium," kata Doni.
Hanya saja, Doni mengungkap bahwa ternyata tidak mudah mengendalikan dan mengolah laboratorium. Ini mengingat petugas laboratorium terbatas, dan perlu meningkatkan pelatihan.
Meski demikian, Doni menegaskan, dengan kondisi itu rata-rata testing Covid-19 di Indonesia per hari di atas 40 ribu spesimen. Bahkan, lanjut Doni, pernah beberapa kali berada di atas 50 ribu spesimen.
"Tentu ini harus diberikan acungan jempol pada petugas lab yang sudah bekerja keras. Beberapa pimpinan laboratorium bahkan bekerja 24 jam untuk memastikan pemeriksaan jauh lebih cepat dibanding waktu sebelumnya," ungkap dia.
Doni menambahkan bahwa upaya tracing pun juga sudah ditingkatkan dengan memperbesar kemampuan petugas di Puskesmas. Dengan demikian, lanjut Doni, mereka yang memiliki gejala kontak erat pun bisa langsung dilakukan pemeriksaan.
Sumber: jpnn