foto: tribunnews GELORABANGSA - Majunya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, ke bursa calon Wali Kota Solo dika...
![]() |
foto: tribunnews |
GELORABANGSA - Majunya putra sulung Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, ke bursa calon Wali Kota Solo dikait-kaitkan oleh sejumlah kalangan dengan dinasti politik.
Gibran resmi maju lewat gerbong PDI Perjuangan dan kemungkinan menjadi magnet bagi partai-partai lain untuk ikut mendukung.
Politikus PDI Perjuangan Ruhut Sitompul menilai kalangan yang nyinyir terhadap langkah Gibran itu tidak fair.
Sebab, giliran anak pejabat atau politikus lain maju ke pilkada, tidak ada yang menyoroti. Ruhut menyebut mereka sebagai barisan sakit hati.
"Giliran anak Pak Jokowi, barisan sakit hati keberatan Gibran maju calon Wali Kota Solo dari PDI Perjuangan, tapi kalau anak pejabat yang lain maju calon gubernur, bupati, dan Wali Kota, diam seribu bahasa," kata Ruhut melalui akun Twitter @ruhutsitompul, pagi ini.
Reaksi sejumlah kalangan yang "menyerang" Gibran, menurut Luhut, justru menunjukkan Jokowi sukses membuat lawan-lawan politik makin galau.
Politikus Partai Gerindra Arief Poyuono juga heran dengan reaksi sejumlah kalangan begitu Gibran maju.
Lantas dia memandingkan dengan ketika putra mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Agus Harimurti Yudhoyono, maju ke pilkada Jakarta 2017 lalu yang sepi sorotan.
"Waktu AHY maju jadi cagub DKI Jakarta nggak banyak yang protes dan nyingnying ya. Kok Gibran anak pak @Jokowi diprotes dan dinyingnyingi ya," kata Arief melaui akun @bumnbersatu, Sabtu (18/7/2020).
"Gibran punya hak yang dijamin konstitusi kita untuk nyalon Wali Kota. Tinggal nanti rakyat soal yang nentuin sekalipun lawan kaleng kosong," dia menambahkan.
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean juga mengatakan hak Gibran melangkah ke dunia politik.
"Memanfaatkan Jokowi atau tidak, Gibran maju pilkada itu adalah hak konstitusional dan sah. Kalaupun Gibran memanfaatkan Jokowi, itu boleh saja dalam politik," kata Ferdinand melalui akun @FerdinandHaean3, Jumat (17/7/2020).
Pernyataan Ferdinand untuk menanggapi politikus PKS Mardani Ali Sera yang menyindir langkah Gibran.
"Yang tidak boleh kalau dia (Gibran) memanfaatkan PKS, bisa berabe nanti," kata Ferdinand.
Mardani lewat Twitter menyindir Gibran yang dinilai tidak memulai karir politik dari bawah. Menurutnya, tanpa proses yang alami, kapasitas dan keterampilan memimpin tidak terasah dengan tajam.
"Anak muda memang perlu diberi kesempatan dalam politik, tetapi perlu merintis karir politiknya dari bawah. Tanpa proses yang alami, kapasitas & keterampilan memimpin tidak terasah dengan tajam. Fenomena ini sekaligus menunjukkan pentingnya kaderisasi di dalam partai politik," kicau Mardani.
Sumber: akurat